#

Borobudur: Kitab Suci yang Terukir dalam Andesit

Admin | 28 Agustus 2024

Candi Borobudur merupakan sebuah mahakarya arsitektur Buddha yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Dibangun sekitar tahun 800 Masehi oleh penganut agama Buddha Mahayana pada masa pemerintahan wangsa Syailendra, Borobudur menjadi candi Buddha terbesar di dunia dan salah satu monumen Buddha terpenting secara global.

Arsitektur Borobudur menggabungkan unsur-unsur dari tradisi India, seperti stupa dan mandala, dengan elemen lokal Indonesia berupa struktur punden berundak dari masa prasejarah. Struktur candi terdiri dari enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga pelataran melingkar. Keseluruhan bangunan dihiasi dengan 2.672 panel relief dan dahulu memiliki 504 arca Buddha.

Candi Borobudur tidak hanya berfungsi sebagai tempat pemujaan, tetapi juga sebagai representasi model alam semesta dalam kosmologi Buddha. Struktur candi dibagi menjadi tiga tingkatan yang melambangkan tiga ranah dalam ajaran Buddha:

  1. Kamadhatu: Bagian kaki candi yang melambangkan dunia nafsu rendah.
  2. Rupadhatu: Empat undak teras yang melambangkan dunia antara, di mana manusia telah membebaskan diri dari nafsu namun masih terikat bentuk.
  3. Arupadhatu: Tiga pelataran melingkar teratas yang melambangkan dunia tanpa bentuk, di mana manusia telah bebas dari segala keinginan dan ikatan, namun belum mencapai nirwana.

Relief-relief yang menghiasi dinding candi menceritakan berbagai ajaran Buddha, termasuk hukum karma (Karmawibhangga), riwayat hidup Buddha (Lalitawistara), cerita-cerita Jataka dan Awadana, serta kisah pencarian kebenaran tertinggi (Gandawyuha). Keseluruhan relief ini membentuk "buku batu" yang menuntun peziarah dalam perjalanan spiritual mereka.

Setelah ditinggalkan pada abad ke-10, Borobudur ditemukan kembali pada tahun 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles. Sejak itu, candi ini telah mengalami beberapa kali upaya pemugaran, dengan yang terbesar dilakukan antara tahun 1975 hingga 1982 atas kerjasama Pemerintah Indonesia dan UNESCO.

Saat ini, Candi Borobudur tidak hanya menjadi situs arkeologi dan sejarah yang penting, tetapi juga masih berfungsi sebagai tempat ziarah keagamaan. Setiap tahun, umat Buddha dari berbagai penjuru dunia berkumpul di Borobudur untuk memperingati Trisuci Waisak. Selain itu, Borobudur juga menjadi objek wisata yang sangat populer, menjadikannya salah satu destinasi tunggal yang paling banyak dikunjungi di Indonesia.

Keberadaan Candi Borobudur sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO menegaskan nilai penting monumen ini, tidak hanya bagi Indonesia tetapi juga bagi peradaban dunia. Candi ini menjadi bukti nyata kejayaan arsitektur dan spiritual masa lalu, sekaligus menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran bagi generasi masa kini dan masa depan.

 

Sumber :
Soetomo. 1978. Candi Borobudur. Jakarta. Pustaka Jaya.
Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud. 1991 Tanah. Jakarta: Kimia
Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud. http//:www.pustekkom@ 2005