Waisak 2025: Merayakan Waisak dengan Semangat Berbagi Tanpa Pamrih di Tzu Chi Center

Waisak 2025: Merayakan Waisak dengan Semangat Berbagi Tanpa Pamrih di Tzu Chi Center

Admin | 23 Mei 2025

Jakarta, 11 Mei 2025 - Tzu Chi Indonesia menyelenggarakan perayaan Waisak yang istimewa dengan menggabungkan tiga hari besar sekaligus: Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia. Perayaan yang berlangsung di Tzu Chi Center pada Minggu pagi ini dihadiri lebih dari 2.930 peserta dan 69 bhikkhu Sangha yang turut menyemarakkan acara dengan doa dan pesan Dharma.

Suasana khidmat tercipta di Aula Jing Si (Jing Si Tang) lantai 4 yang megah dan tenang, dengan peserta memenuhi hingga ruang Guo Yi Ting (lantai 3) dan Fu Hui Ting (lantai 2). Udara dalam ruangan terasa hening namun hangat, membawa semangat cinta kasih yang terpancar dari wajah-wajah penuh sukacita dari berbagai usia dan latar belakang.

waisak tzu chi 2.jpgBhante Pannavaro Mahatera menyampaikan pesan Waisak yang menggugah jiwa, mengajak para hadirin merenungi perjalanan spiritual Siddharta Gautama. Bhante mengingatkan bahwa setiap peringatan Waisak adalah momentum untuk mengingat kesadaran mendalam Pangeran Siddharta ketika melihat penderitaan di luar istana.

"Saat beliau melihat penderitaan di luar istana, orang sakit, orang tua, dan kematian, itulah awal dari kebangkitan kepedulian yang sejati," ungkap Bhante Pannavaro. Beliau menekankan bahwa cinta kasih sejati bukan sekadar rasa kasihan, tetapi dorongan untuk bertindak nyata membebaskan makhluk dari penderitaan.

Dalam ceramahnya, Bhante Pannavaro mengangkat ajaran kearifan Jawa yang sarat makna: "Rame ing gawe, sepi ing pamrih" yang berarti aktif berkarya tetapi tenang dari kepentingan pribadi dan rasa pamrih. Beliau mengingatkan bahwa tanpa landasan cinta kasih sejati, semboyan ini bisa berubah menjadi "rame ing gawe, rame ing pamrih".

Bhante juga menyampaikan apresiasi atas suasana Waisak di Tzu Chi yang menurutnya sangat tertata dan menyentuh hati. "Perayaan Waisak di Tzu Chi sangat rapi, hangat, dan khidmat," ujar Bhante. "Pada momen pemandian rupang Buddha, setiap orang mendapatkan kesempatan yang sama untuk memberikan penghormatan kepada guru agung kita."

waisak tzu chi 3.jpgDalam perayaan ini, terbentuk formasi "zheng nian dan li xing" di tengah ruang, mewakili ajaran Master Cheng Yen tentang mengembangkan perhatian benar untuk belajar dan sadar serta tekun mempraktikkan Jalan Bodhisattva. Formasi ini bukan hanya barisan relawan, namun representasi niat tulus untuk terus menapaki jalan pembebasan dengan hati penuh welas asih.

Liu Su Mei mengungkapkan bahwa kehadiran ribuan peserta melebihi ekspektasi awal panitia. "Awalnya kami mempertimbangkan bahwa umat akan merayakan Waisak di tempat ibadah masing-masing, karena banyak vihara mengadakan prosesi pemandian rupang Buddha. Tapi ternyata, hari ini banyak sekali orang yang datang, jauh melebihi yang kami perkirakan," jelasnya.

Panitia telah menyiapkan yang terbaik untuk seluruh peserta, termasuk tempat duduk yang memadai dan konsumsi yang disiapkan dengan sungguh-sungguh oleh tim masak. Perayaan tiga hari besar yang berlangsung di Tzu Chi Center ini menjadi pengingat akan nilai-nilai kebaikan yang dapat terus dirawat dan dipraktikkan bersama.

Dengan semangat perhatian benar dan tindakan nyata, harapannya benih kebajikan dari perayaan Waisak ini dapat terus tumbuh di tengah masyarakat, memberi manfaat bagi sesama tanpa pamrih, sesuai dengan ajaran "Rame ing gawe, sepi ing pamrih" yang disampaikan dalam acara tersebut.


Sumber : https://www.tzuchi.or.id/read-berita/waisak-2025-merayakan-waisak-dengan-semangat-berbagi-tanpa-pamrih-rame-ing-gawe-sepi-ing-pamrih-/12557