Belajar Sansekerta Itu Seru bersama Mahasiswa STIAB Smaratungga Turun ke Sekolah Minggu Buddha

Belajar Sansekerta Itu Seru bersama Mahasiswa STIAB Smaratungga Turun ke Sekolah Minggu Buddha

Admin | 18 Juli 2025

Boyolali, 13 Juli 2025 - Mahasiswa semester 2 Program Studi Pendidikan Keagamaan Buddha jenjang S1 STIAB Smaratungga melaksanakan praktik mengajar yang unik dan bermakna pada Minggu (13/7/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari tugas akhir mata kuliah Pengantar Bahasa Sansekerta yang diajar oleh Sri Utami, S.Ag., M.A. atau YM. Dhammacarini Theri.

Praktik mengajar ini bertujuan memperkenalkan dasar-dasar bahasa Sansekerta kepada anak-anak sekolah minggu Buddha dengan pendekatan yang menyenangkan dan interaktif. Kegiatan ini menunjukkan komitmen STIAB Smaratungga dalam mengembangkan metode pembelajaran yang tidak hanya teoritis, tetapi juga praktis dan aplikatif.

Praktik mengajar ini melibatkan siswa dari tiga vihara di wilayah Desa Kaligentong, Boyolali, yaitu Vihara Losari, Banjarero, dan Ngelo. Keterlibatan multiple vihara ini menunjukkan antusiasme komunitas Buddha lokal terhadap upaya pelestarian bahasa Sansekerta dan menggambarkan jangkauan program pendidikan STIAB Smaratungga di tingkat grassroots.

s1.jpegPara mahasiswa menyampaikan materi dengan pendekatan kreatif yang disesuaikan dengan karakteristik anak-anak. Metode pembelajaran yang diterapkan dirancang agar mudah dipahami dan menarik bagi generasi muda, sehingga bahasa Sansekerta tidak lagi dianggap sebagai subjek yang sulit dan membosankan.

Dalam pelaksanaan praktik mengajar, mahasiswa STIAB Smaratungga menerapkan berbagai metode pembelajaran inovatif yang membuat belajar bahasa Sansekerta menjadi pengalaman yang menyenangkan. Pendekatan ini mencakup penggunaan permainan edukatif, lagu-lagu sederhana, dan aktivitas interaktif yang melibatkan partisipasi aktif anak-anak.

Keberhasilan pendekatan ini terlihat dari antusiasme dan respons positif anak-anak sekolah minggu Buddha terhadap materi yang disampaikan. Hal ini membuktikan bahwa dengan metode yang tepat, bahasa Sansekerta dapat diperkenalkan kepada generasi muda dengan cara yang efektif dan menyenangkan.

Kegiatan praktik mengajar ini tidak hanya menjadi sarana pembelajaran bagi mahasiswa, tetapi juga merupakan kontribusi nyata dalam pelestarian bahasa Sansekerta sebagai bagian integral dari warisan literatur Buddhis. Bahasa Sansekerta memiliki peran fundamental dalam studi teks-teks Buddha klasik dan merupakan kunci untuk memahami ajaran Buddha dalam bentuk aslinya.

s3.jpegMelalui program ini, STIAB Smaratungga menunjukkan komitmennya dalam menjaga keberlanjutan transmisi pengetahuan Buddha dari generasi ke generasi. Upaya ini sangat penting mengingat bahasa Sansekerta semakin jarang dipelajari di kalangan generasi muda Buddha Indonesia.

Bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Keagamaan Buddha, praktik mengajar ini memberikan pengalaman berharga dalam mengembangkan kompetensi pedagogis mereka. Mahasiswa tidak hanya mempelajari teori pendidikan, tetapi juga langsung mengaplikasikannya dalam situasi nyata dengan audiens yang menantang.

Pengalaman ini mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi pendidik yang kompeten dan inovatif di masa depan. Mereka belajar bagaimana menyesuaikan metode pengajaran dengan karakteristik peserta didik, menggunakan teknologi dan media pembelajaran yang efektif, serta membangun rapport dengan siswa.

s4.jpeg

Keberhasilan program ini juga didukung oleh kerjasama yang baik antara STIAB Smaratungga dengan komunitas Buddha di Desa Kaligentong. Dukungan dari para pengurus vihara dan orang tua siswa menunjukkan apresiasi terhadap upaya pelestarian bahasa Sansekerta dan pendidikan Buddha secara umum.

Kedepannya, program semacam ini diharapkan dapat terus berlanjut dan dikembangkan dengan cakupan yang lebih luas. STIAB Smaratungga berkomitmen untuk terus mengembangkan program-program inovatif yang menghubungkan pendidikan formal dengan kebutuhan komunitas Buddha.

Praktik mengajar bahasa Sansekerta ini memberikan dampak positif yang multidimensional. Selain memperkenalkan bahasa Sansekerta kepada generasi muda, program ini juga memperkuat ikatan antara institusi pendidikan tinggi dengan komunitas Buddha di tingkat lokal.

Kegiatan ini juga menjadi model bagaimana pendidikan Buddha dapat dikembangkan dengan pendekatan yang modern dan relevan, tanpa kehilangan esensi tradisionalnya. Ini merupakan langkah penting dalam memastikan bahwa warisan Buddha tetap hidup dan relevan bagi generasi mendatang.


Tim Redaksi STIAB Smaratungga