Revolusi Belajar Cerdas dengan NotebookLM
- 01 Mei 2025
Boyolali, 8 September 2025 – UNESCO Teacher Task Force merilis panduan baru bertajuk Promoting and Protecting Teacher Agency in the Age of Artificial Intelligence, menegaskan bahwa guru tetap menjadi pilar utama pendidikan meski kecerdasan buatan (AI) kian berkembang. Dipimpin oleh Prof. Mutlu Cukurova dari University College London, panduan ini menyerukan prinsip bahwa “guru tidak dapat digantikan” sebagai landasan tata kelola AI dalam pendidikan.
Panduan ini mengakui manfaat AI, seperti mendukung perencanaan pelajaran, personalisasi sumber belajar, dan penilaian, yang dapat meringankan beban guru. Namun, UNESCO memperingatkan risiko seperti bias dalam sistem AI, ancaman privasi siswa, dan potensi melemahnya peran guru jika AI diposisikan sebagai pengganti. Panduan ini juga menyoroti pentingnya mengatasi kesenjangan digital agar sekolah di wilayah terbatas sumber daya tidak tertinggal.
Rekomendasi utama mencakup melibatkan guru dalam desain dan penerapan AI, menyediakan pelatihan profesional untuk memahami alat AI, serta menetapkan kebijakan yang melindungi otonomi guru dan privasi data. “AI bukan solusi untuk masalah sistemik seperti kurangnya dukungan bagi guru,” tulis laporan tersebut, menegaskan bahwa nilai kemanusiaan dalam pendidikan harus tetap sentral.
Bagi Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha (STIAB) Smaratungga, panduan ini selaras dengan ajaran Buddha tentang kebijaksanaan dan keseimbangan. AI dapat dimanfaatkan untuk memperkaya pengajaran, seperti analisis teks suci atau pengembangan media pembelajaran digital tentang Dharma, sambil menjaga peran guru sebagai pembimbing spiritual. Dengan pendekatan ini, STIAB Smaratungga dapat mempersiapkan lulusan yang mampu mengintegrasikan teknologi dengan nilai-nilai Buddha untuk menghadapi tantangan modern.