Transformasi Kesenian Kuda Lumping Temanggung Menjadi Unit Usaha BUMDes: Hasil Program Pengabdian Masyarakat STIAB Smaratungga
- 08 November 2024
Boyolali, Juli 2025 - Program Pengabdian Kepada Masyarakat Mahasiswa (PKMM) STIAB Smaratungga resmi ditutup setelah berhasil melaksanakan kegiatan pendampingan puja bakti bahasa Jawa pada umat Buddha Vihara Mahamanggala. Program yang berlangsung selama bulan Juni-Juli 2025 ini menunjukkan komitmen STIAB Smaratungga dalam mengembangkan nilai-nilai lokal dalam praktik keagamaan Buddha.
Kegiatan penutupan PKMM ini melibatkan dua mahasiswa Program Studi Sarjana Pendidikan Keagamaan Buddha, yaitu Ratih Kusala Putri dan Reni Erlisa, yang telah mendedikasikan waktu dan tenaga mereka untuk memberikan pendampingan kepada umat Buddha di Vihara Mahamanggala. Program ini dilaksanakan di bawah supervisi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Bhante Sasana Bodhi, yang dalam pelaksanaannya diwakili oleh Kabul Praptiyono, M.Pd.B., Ketua Program Studi Sarjana Pendidikan Keagamaan Buddha.
Program PKMM ini mengangkat tema yang unik dan inovatif, yaitu pendampingan puja bakti menggunakan bahasa Jawa. Inisiatif ini bertujuan untuk mendekatkan praktik keagamaan Buddha dengan budaya lokal Jawa, sehingga umat dapat merasakan kedekatan spiritual yang lebih dalam melalui bahasa yang familiar dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Pendampingan ini mencakup pembelajaran cara melakukan puja bakti dengan menggunakan bahasa Jawa, penyesuaian teks-teks doa dan mantra, serta pengajaran tentang makna spiritual dari setiap bagian ritual. Mahasiswa pelaksana bekerja sama dengan umat setempat untuk memastikan bahwa adaptasi bahasa Jawa tetap mempertahankan esensi dan kesucian ritual Buddha.
Kegiatan pendampingan ini mendapat respons yang sangat positif dari umat Buddha Vihara Mahamanggala. Penggunaan bahasa Jawa dalam puja bakti ternyata memberikan pengalaman spiritual yang lebih bermakna bagi umat, terutama generasi yang lebih tua yang lebih akrab dengan bahasa daerah dibandingkan bahasa Pali atau Sansekerta.
Umat merasa bahwa pendekatan ini membantu mereka memahami makna dan tujuan dari setiap bagian puja bakti dengan lebih baik. Hal ini juga memperkuat rasa kepemilikan dan kedekatan mereka terhadap praktik keagamaan, karena dilakukan dalam bahasa yang menjadi bagian dari identitas budaya mereka.
Program ini merupakan bentuk konkret dari upaya pelestarian budaya lokal dalam konteks praktik keagamaan Buddha. STIAB Smaratungga melalui program PKMM ini menunjukkan bahwa nilai-nilai Buddha dapat beradaptasi dengan kearifan lokal tanpa kehilangan esensi spiritualnya.
Pendekatan ini sejalan dengan konsep indigenisasi atau kontekstualisasi ajaran Buddha yang telah terjadi di berbagai negara Asia, di mana praktik Buddha beradaptasi dengan budaya setempat sambil mempertahankan prinsip-prinsip dasar ajaran. Di Indonesia, khususnya di Jawa, integrasi ini menjadi sangat relevan mengingat mayoritas umat Buddha di daerah ini memiliki latar belakang budaya Jawa yang kuat.
Bagi mahasiswa pelaksana, Ratih Kusala Putri dan Reni Erlisa, program ini memberikan pengalaman berharga dalam mengaplikasikan pengetahuan akademik ke dalam konteks praktis kemasyarakatan. Mereka belajar bagaimana melakukan pendekatan budaya yang sensitif, mengembangkan kemampuan komunikasi dengan berbagai kalangan umat, dan memahami dinamika kehidupan beragama di tingkat grassroots.
Pengalaman ini juga mengasah kemampuan mereka dalam melakukan penelitian lapangan, dokumentasi praktik keagamaan, dan pengembangan materi pembelajaran yang kontekstual. Kompetensi-kompetensi ini sangat berharga untuk persiapan karir mereka sebagai akademisi atau praktisi di bidang studi Buddha.
Keberhasilan program PKMM ini tidak lepas dari supervisi yang baik dari Dosen Pembimbing Lapangan Bhante Sasana Bodhi, yang dalam pelaksanaannya diwakili oleh Kabul Praptiyono, M.Pd.B., Ketua Program Studi Sarjana Pendidikan Keagamaan Buddha. Bimbingan akademik yang diberikan memastikan bahwa kegiatan pendampingan dilakukan dengan standar akademik yang tinggi dan sesuai dengan prinsip-prinsip pengabdian masyarakat.
DPL juga berperan dalam memastikan bahwa adaptasi bahasa Jawa dalam puja bakti tetap mempertahankan akurasi teologis dan tidak menyimpang dari ajaran Buddha yang autentik. Hal ini penting untuk menjaga integritas spiritual dari praktik yang dikembangkan.
Program pendampingan puja bakti bahasa Jawa ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang bagi kehidupan beragama umat Buddha Vihara Mahamanggala. Dengan memiliki alternatif praktik dalam bahasa lokal, umat dapat mengembangkan spiritualitas mereka dengan cara yang lebih inklusif dan bermakna.
STIAB Smaratungga berkomitmen untuk terus mengembangkan program-program serupa yang menghubungkan nilai-nilai Buddha dengan kearifan lokal. Hal ini sejalan dengan misi institusi untuk menjadi jembatan antara tradisi akademik dan kebutuhan praktis komunitas Buddha Indonesia.
Penutupan program PKMM ini menandai selesainya satu fase penting dalam pengembangan praktik keagamaan yang kontekstual, sekaligus membuka peluang untuk pengembangan program-program inovatif serupa di masa depan.
Tim Redaksi STIAB Smaratungga