Mengoptimalkan Penggunaan Kecerdasan Buatan SciSpace untuk Mendukung Penelitian Akademik
- 03 Desember 2024
Jakarta (Bimas Buddha) – Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama Republik Indonesia menggelar rapat pembahasan agenda kegiatan keagamaan Buddha yang akan dilaksanakan di Candi Borobudur pada tahun 2025. Rapat ini bertujuan untuk memastikan kelancaran perencanaan dan koordinasi lintas sektor demi optimalisasi pemanfaatan Candi Borobudur sebagai pusat ibadah dan spiritualitas umat Buddha.
Dalam arahannya, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, Drs. Supriyadi M.Pd., menekankan pentingnya sinergi dalam penyelenggaraan kegiatan keagamaan, sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mengedepankan persatuan dan kebersamaan untuk mewujudkan Indonesia yang maju dan sejahtera.
"Nota kesepakatan antara empat kementerian dan dua gubernur menjadi landasan dalam pemanfaatan Candi Borobudur sebagai tempat ibadah umat Buddha, dengan tetap memperhatikan aspek pelestarian cagar budaya sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010," ujar Supriyadi pada Rabu (19/02/2025).
Rapat ini juga membahas pentingnya perizinan dari Kementerian Kebudayaan untuk setiap kegiatan di Candi Borobudur serta strategi promosi mengingat candi ini merupakan bagian dari lima destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) di Indonesia. Dengan potensi umat Buddha di ASEAN yang mencapai sekitar 500 juta jiwa, keterlibatan berbagai pihak dalam mempublikasikan acara ini diharapkan dapat menarik wisatawan dan memperkuat posisi Borobudur sebagai pusat spiritual Buddha dunia.
Selain itu, Supriyadi juga menyoroti pentingnya keterlibatan masyarakat sekitar dalam kegiatan keagamaan di Borobudur.
"Masyarakat berharap agar dapat terlibat serta menerima manfaat tidak hanya dari sisi ekonomi, tapi juga sisi spiritualitas dari keberadaan candi dan kegiatan keagamaan yang kita lakukan," tambahnya.
Sementara itu, Direktur Komersial InJourney Destination Management, Hetty Herawaty, menyatakan dukungannya terhadap upaya Ditjen Bimas Buddha dalam mewujudkan pemanfaatan Candi Borobudur untuk agenda kegiatan keagamaan pada tahun 2025.
"Sangat sepakat, kita semua tahu bahwa ajaran Buddha menjadi inspirasi bagi banyak orang. Artinya, kita juga ingin membantu, berkontribusi, dan mendukung bagaimana caranya agar perayaan Waisak tahun ini lebih baik dari sebelumnya," ujar Hetty.
Hetty menekankan bahwa event keagamaan di Candi Borobudur seperti Waisak, Magha Puja, dan program spiritual lainnya akan dikembangkan dengan melibatkan masyarakat dan berbagai sektor, sehingga manfaat yang diperoleh lebih luas.
Rapat ini dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Kebudayaan, Kementerian Pariwisata, Direktur Komersial InJourney Destination Management (TWC), serta para penyelenggara kegiatan keagamaan Buddha. Dengan adanya koordinasi yang matang, diharapkan pelaksanaan kegiatan keagamaan Buddha di Candi Borobudur pada tahun 2025 dapat berjalan dengan lancar dan memberikan dampak positif bagi umat Buddha serta masyarakat sekitar.