LOWONGAN PEKERJAAN
- 30 Agustus 2024
Karanganyar – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar Dialog Kebangsaan bertajuk “Persaudaraan Lintas Agama di Indonesia” pada Rabu, 11 Desember 2024, di Pendhopo rumah dinas Bupati Karanganyar. Acara ini dihadiri oleh Kepala BNPT Komjen Pol Eddy Hartono, dua Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI, yaitu Rinto Subekti dan Sugiat Santoso, serta lima pemuka agama dan forum lintas agama di Kabupaten Karanganyar.
Ketua STIAB Smaratungga, Dr. Kabri, S.Ag., M.Pd., M.Pd.B. (YM. Nyanakaruno Mahathera), turut menjadi narasumber dalam kegiatan ini. Dialog ini menjadi bagian dari upaya BNPT untuk memelihara kerukunan antarumat beragama dan mendukung Nawacita Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, serta hak asasi manusia.
Kepala BNPT, Komjen Pol Eddy Hartono, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kehidupan yang harmonis di tengah keberagaman masyarakat Indonesia. Ia menegaskan pentingnya peran negara dalam memelihara nilai-nilai budaya dan ideologi Pancasila untuk mencegah radikalisme dan terorisme. Eddy juga memaparkan langkah-langkah yang dilakukan BNPT, termasuk monitoring ruang siber dan pengawasan kelompok jaringan terorisme, untuk memutus penyebaran paham radikal.
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Kabri menyampaikan pandangan mengenai pentingnya moderasi beragama sebagai alat untuk menciptakan harmoni dalam kehidupan bermasyarakat. Ia menekankan bahwa moderasi beragama adalah fondasi penting dalam menjaga kerukunan di tengah keberagaman bangsa Indonesia.
Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI, Sugiat Santoso, mengapresiasi inisiatif BNPT dalam menyelenggarakan dialog ini sebagai wujud nyata dari Nawacita Presiden. Ia menegaskan bahwa menjaga kerukunan antarumat beragama adalah kunci keutuhan NKRI dan ideologi Pancasila. Rinto Subekti, Wakil Ketua Komisi XIII lainnya, juga menyoroti peran penting tokoh agama dalam menciptakan kedamaian di masyarakat. Menurutnya, keberagaman harus menjadi perekat bangsa, sejalan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika.
Dialog ini ditutup dengan harapan agar kolaborasi lintas agama dan dukungan berbagai pihak dapat terus dilaksanakan demi memperkuat kerukunan nasional dan mencegah berkembangnya paham-paham ekstremisme di Indonesia